Rabu, 12 Januari 2011

MIMPI-sueño-droom-꿈-traum-dream



Mimpi. Ya, seperti kebanyakan orang mengatakan. Mimpi adalah bunga tidur. Tapi bagi saya mimpi tidak hanya sebuah bunga tidur.*saya jadi ingin senyum-senyum sendiri untuk menguraikannya, karna ketika saya menyusun kata-kata ini , 10 menit yang lalu saya baru saja bermimpi indah*. Oke, jadi mimpi bagi saya adalah kehidupan sesaat. Kehidupan setengah bias. Cerita-cerita pendek yang cenderung tidak pernah selesai , selalu terpotong. Mungkin beberapa merupakan cerita-cerita bersambung tapi dengan arus yang kacau balau bersimpangan. Ada jiwa-jiwa yang hidup tapi terasa begitu.. begitu renta untuk disentuh secara nyata. Setelah keluar dari dunia itu lalu kembali ke dunia nyata, maka baru bisa diklasifikasikan apakah sebuah mimpi itu buruk, atau indah.
Mimpi tidak selamanya hanya indah atau buruk. Terkadang mimpi justru kosong, atau memberikan cerita-cerita dengan emosi datar.
Selalu ada senyum untuk sebuah mimpi indah. seperti mendapat sebuket bunga ketika saya sadar dengan mimpi yang masih terasa segar. *seperti pagi ini, saya seperti mendapat sebuket bunga anggrek*.
Tidak hanya mimpi indah. saya juga pernah sangat akrab dengan mimpi buruk, untuk berbulan-bulan lamanya. Dengan kontiniu yang cenderung tak berjeda. Seolah tidak memberi celah sedikitpun untuk menyusupkan mimpi indah. ingat sekali, hampir setahun yang lalu, sebuah kontinuitas yang mengerikan. Mimpi buruk yang tidak berkesudahan. Saat itu saya masih kuliah di bogor, saat menjalani hidup mandiri, saat segala sesuatunya terlihat sangat biru-hijau-abu dengan konsentrat yang sangat pekat. Syukurnya sekarang sudah berakhir. Bukan berarti saya absen selamanya dari mimpi buruk, tapi paling tidak kontinuitas itu berakhir. keadaanya berbalik sekarang. Justru mimpi buruk yang mencoba mencuri-curi celah untuk menyusup. Memang, kontinuitas menyebalkan itu tidak berakhir bergitu saja. Ada kunci, ada rahasia, ada sebuah mantra.
Mimpi itu cerita-cerita pendek yang menarik bagi saya. Dimana saya terkadang memaksakan diri untuk menjadi saya yang lain. Saya yang pasif dalam dunia nyata, menjadi begitu agresif dalam dunia mimpi. Saya yang begitu teratur di dunia nyata, bisa menjadi begitu brutal dan terlalu sangat berani dalam dunia mimpi. Saya pada dunia nyata dan saya di dalam mimpi, cenderung sangat berbeda. Dan terkadang saya justru menstelnya sendiri, mau seperti apa saya bersikap dalam dunia mimpi. Dan saya menikmati hampir setiap detik mimpi itu.
Dan saya masih terkagum, betapa elemen mimpi yang begitu sederhana untuk kebanyakan manusia yang tidak menyesapinya, terasa sangat menakjubkan bagi saya. Elemen keajaiban dari jutaan keajaiban lainnya yang Tuhan selipkan dalam kehidupan. Ya, Elemen keajaiban.
Jadi, ketika banyak orang meneriakkan
“jangan banyak bermimpi!!!” “dasar, tukang mimpi!!”
atau teriakaan lainnya dengan tema pemojokan bahwa mimpi itu menyesatkan, sungguh sangat disayangkan. *Sedikit rasa iba untuk mereka yang tidak dapat menikmatinya*. Image yang terbentuk justru dengan contoh perwakilan teriakan-teriakan itu, menciptakan sebuah pencitraan bahwa mimpi itu sungguh sangat tidak bermanfaat. Si pemimpi yang mengagumi mimpi-mimpinya cenderung dikategorikan sampah masyarakat. Oke, itu berlebihan.
Tidak ada salahnya menikmati mimpi. Adalah hak setiap manusia untuk menyesapi atas mimpinya masing-masing. Bagaimana memposisikan mimpi itu, dan bagaimana cara mengaguminya. Predikat ‘si pemimpi’ tidak akan terasa buruk, ketika si pemimpi itu secara profesional dapat membedakan kehidupannya di dalam mimpi dan di dalam kehidupan nyata. Yang mana elemen ajaib dan yang mana realita sentuhan oksigen. Bersikaplah berbeda untuk keduanya jika masih ingin dianggap waras untuk orang-orang di sekitar kehidupan nyata. Maka Saya menjadikan mimpi sebagai motifasi. Bisikan positif. Rancangan masa depan. Toh sudah banyak orang menyadari “hidup berawal dari mimpi”
. Saya setuju. Dan mimpi pun berakhir menjadi sebuket bunga ketika saya terbangun lalu kembali ke dunia nyata. Sebuket bunga varian. Jadi, buket bunga apa yang kamu terima pagi ini?

1 komentar:

Indah Permatasari mengatakan...

Keren.....
emgnya aya udh lulus kul ya?